Liputan6com, Jakarta Jenis-jenis cat rambut beserta teknik pewarnaannya perlu kamu pahami jika ingin mewarnai rambut. Hal ini disebabkan karena berbagai teknik pewarnaan rambut tersebut akan menghasilkan gaya warna rambut yang berbeda pula. Tentunya jenis-jenis cat rambut ini tidak digunakan hanya dengan mewarnai rambut secara keseluruhan saja. Ada
Temayang diangkat adalah pewarnaan alam kain sutra melalui Ecoprint. Kuliah tamu ini diadakan untuk meningkatkan minat dan wawasan mahasiswa tentang pengolahan produk peternakan, khususnya pada produk turunan ulat sutra. Ini merupakan kali pertama mengundang langsung Co-founder dari Semilir Ecoprint.
Setelahproses pengecatan, anda tidak boleh mencuci rambut selama 24 jam. Hal ini bertujuan agar warna rambut tidak cepat memudar dan zat pewarna meresap sempurna. Setelah 24 jam anda dianjurkan mencuci rambut dengan shampoo khusus rambut berwarna sehingga membuat rambut mendapatkan perlindungan efektif. Terkena bahan kimia
Bahanpewarna alami. Bahan pewarna alami banyak kita temukan di alam. Pada umumnya, bahan pewarna tersebut diperoleh dari jenis tumbuhan dan aman bagi kesehatan. Memberikan citarasa tertentu pada makan an yang tidak mempunyainya. Bahan penyedap alami. Bahan penyedap alami diantaranya adalah garam, bawang putih, bawang merah, seledri
Pewarnamakanan. Pemberian pewarna pada makanan bertujuan memberi warna pada makanan agar terlihat lebih segar dan menarik dan memperbaiki warna yang pudar ketika proses produksi. Zat pewarna makanan dapat diperoleh secara alami maupun dari bahan sintesis. Contoh-contoh zat pewarna sebagai berikut:
Zatpewarna alami juga menghasilkan karakteristik warna yang lebih pudar dan kurang stabil bila dibandingkan dengan zat pewarna sintetis. Oleh karena itu zat ini tidak dapat digunakan sesering zat pewarna sintetis. agar bahan pewarna makanan tersebut tidak berbahaya bagi tubuh . Batas Maksimun Penggunaan pewarna sintetik yang dizinkan
B6lxoSN. Pewarna kuku cair atau cat kuku merupakan bahan berbentuk cair yang biasanyadigunakan untuk mewarnai dan mempercantik penampilan kuku. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk melakukan uji coba pemanfaatan pada bahan alam untuk dijadikan cat alam yang digunakan di bedakan dengan 3 bahan yaitu, kulit buah naga merah,rimpang kunyit dan umbi bit. Metode penelitian ini menggunakan metode demikian hasil yang diperoleh dari kelayakan pewarna kuku oleh ahli farmasi yaitubahan alam 1 dan bahan alam 3 belum layak digunakan karena tidak memberikan warna danketercampuran bahan yang maksimal. Pewarna alami yang digunakan dalam sediaan pewarnakuku tidak dapat bercampur dengan baik sehingga terlihat gumpalan di dasar wadah bahan alam 2 sudah cukup layak untuk digunakan karena kunyit yang ditambahkandapat bercampur dengan baik dengan sediaan formulasi pewarna kuku sehingga dapatmemberikan warna yang baik setelah diaplikasikan. Namun, masih terlihat gumpalan di dasarwadah sediaan. Sedangkan hasil kuesioner, nilai kesukaan yang tertinggi pada indikatorbentuk atau tekstur yaitu bahan alam 2 rimpang kunyit, indikator aroma pada bahan alam 1buah naga dan indikator warna pada bahan alam 2 rimpang kunyit. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free UJI COBA KELAYAKAN PEMANFAATAN BAHAN ALAM SEBAGAI PEWARNA PADA CAT KUKU Rizkya Restu Maulana, [Neneng Siti Silfi Ambarwati] Program Studi Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Email rizkyarestu59 [neneng_ambarwati Abstrak Pewarna kuku cair atau cat kuku merupakan bahan berbentuk cair yang biasanya digunakan untuk mewarnai dan mempercantik penampilan kuku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan uji coba pemanfaatan pada bahan alam untuk dijadikan cat kuku. Bahan alam yang digunakan di bedakan dengan 3 bahan yaitu, kulit buah naga merah, rimpang kunyit dan umbi bit. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dengan demikian hasil yang diperoleh dari kelayakan pewarna kuku oleh ahli farmasi yaitu bahan alam 1 dan bahan alam 3 belum layak digunakan karena tidak memberikan warna dan ketercampuran bahan yang maksimal. Pewarna alami yang digunakan dalam sediaan pewarna kuku tidak dapat bercampur dengan baik sehingga terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. Pada bahan alam 2 sudah cukup layak untuk digunakan karena kunyit yang ditambahkan dapat bercampur dengan baik dengan sediaan formulasi pewarna kuku sehingga dapat memberikan warna yang baik setelah diaplikasikan. Namun, masih terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. Sedangkan hasil kuesioner, nilai kesukaan yang tertinggi pada indikator bentuk atau tekstur yaitu bahan alam 2 rimpang kunyit, indikator aroma pada bahan alam 1 buah naga dan indikator warna pada bahan alam 2 rimpang kunyit. Kata Kunci cat kuku, bahan alam, pewarna kuku 1. Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan akan sumber flora dan faunanya. Sehingga dapat dijadikan berbagai macam olahan, diantaranya dapat digunakan sebagai sumber dari pewarna alami. Pewarna dengan bahan alam biasanya digunakan pada pewarna makanan.[14] Sehingga untuk mengembangkan manfaat dari bahan alam, peneliti menggunakannya sebagai campuran dari pewarna kuku. Merawat kuku agar tetap sehat dan cantik perlu melalui beberapa perawatan yaitu dengan manicure dan pedicure. Dengan perawatan tersebut kuku diberikan beberapa vitamin untuk memperkuat kuku, membersihkan kotoran kuku dan membersihkan kulit mati yang ada disekitar kuku. Selain itu agar kuku terlihat lebih cantik ada perawatan nail art dimana kuku tersebut diwarnai dan dilukis sesuai dengan keinginan pelanggan.[20] Cat kuku menjadi dasar dari proses dalam menghias kuku yang berguna untuk memberi warna pada kuku agar memberi kesan kuku terlihat lebih segar dan cantik. Warna sangat berperan dalam menentukan keindahan dan kecantikan dari kuku tersebut.[12] Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan uji coba pewarna kuku dengan menggunakan bahan alam dari buah buah naga merah, tanaman rimpang kunyit dan umbi bit. Maka penelitian ini berjudul “Uji Coba Kelayakan Pemanfaatan Bahan Alam Sebagai Pewarna Pada Cat Kuku” Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bahan alam yang layak digunakan sebagai bahan campuran dari pewarna kuku yang akan dinilai oleh ahli farmasi dan tingkat kesukaan responden terhadap hasil dari pewarna kuku. 2. Kajian Pustaka Bahan Alam Bahan alam merupakan bahan yang dapat diperoleh dari alam sekitar baik yang memiliki karakteristik keras maupun lunak, yg kemudian dapat diolah untuk menjadi berbagai macam olahan. Salah satu fungsi yang sering kita temui yaitu digunakan sebagai pewarna buatan dimana bahan dapat kita temui pada tumbuhan, hewani, buah dan rempah yang memiliki warna pekat. Pewarna alami ini telah sejak dahulu digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang umumnya penggunaannya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis.[14] Buah Naga Merah Gambar 1 Buah naga merah Sumber Google, 2019 Buah naga merah atau Hylocereus polyrhizus merupakan buah naga yang memiliki warna kulit merah pekat, dengan daging yang berwarna merah tua. Kandungan serat pangan yang terdapat dalam kulit buah naga merah sekitar 46,7%. Bagian dari buah naga 30-35% merupakan kulit buah namun seringkali hanya dibuang sebagai sampah. Kulit buah naga mengandung zat alami antosianin cukup tinggi. Antosianin merupakan zat warna yang berperan memberikan warna merah berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan. Antosianin merupakan senyawa berwarna yang menyebabkan adanya warna merah, biru, dan ungu pada tanaman, sayur, dan buah. Senyawa ini termasuk dalam golongan flavanoid. Di dalam larutan, antosianin berada dalam lima bentuk kesetimbangan yaitu kation flavium, basa karbinol, basa quinonoidal, dan quinonoidal anionik.[19] Rimpang Kunyit Gambar 2 Tanaman Kunyit Rumpun dan Bunga Sumber Asnia, dkk., 2019 Tinggi tanaman ini 1,0-1,5 meter, tumbuh tegap dan membentuk rumpun. Daunnya tunggal dan bertangkai, berbentuk lancet yang lebar, ujung dan pangkalnya meruning, bertulang menyirip, permukaannya licin, dan berwarna hijau pucat. Panjang daunnya sekitar 20-40 cm dan lebarnya sekitar 15-30 cm. Bunganya merupakan bunga majemuk yang berbentuk kerucut yang muncul dari batang semunya. Panjang bunga berkisar antara 10-15 cm, berwarna putih sampai kuning muda atau kemerahan. Setiap bunga memiliki tiga lembar kelopak dan tiga lembar tajuk.[4] Bagian utama tanaman kunyit adalah rimpangnya yang merupakan tempat tumbuhnya tunas. Kulit rimpang berwarna kecoklatan dan bagian dalamnya berwarna kuning tua, kuning jingga, atau kuning jingga kemerahan sampai kecoklatan. Rimpang utama berbentuk bulat panjang seperti telur yang merupakan induk rimpang bulb yang biasa disebut empu atau kunir lelaki. Rimpang induk membentuk cabang yang letaknya lateral dan berbentuk seperti jari fingers yang lurus atau melengkung. Induk rimpang rasanya agak pahit, getir, kaya akan pigmen dan resin. Sedangkan anak rimpang rasanya agak manis dan berbau aromatis. [4] Umbi Bit Gambar 3 Umbi Bit Sumber Dokumen Pribadi, 2020 Bit Beta vulgaris L. adalah tanaman yang banyak terdapat di Eropa, Asia serta di Amerika. Daun dari tanaman bit biasanya dimanfaatkan sebagai sayur sedangkan umbi bit juga dapat dimanfaatkan untuk produksi gula karena tingginya kandungan gula sukrosa pada umbi bit. Umbi bit merupakan salah satu bahan pangan yang berwarna merah keunguan. Pigmen yang memengaruhi warna merah keungunan pada bit adalah pigmen betalain yang merupakan kombinasi dari pigmen ungu betacyanin dan pigmen kuning betaxanthin. Kandungan pigmen pada bit diyakini sangat bermanfaat mencegah penyakit kanker, terutama kanker kolon. Sebuah penelitian yang pernah dilakukan membuktikan bahwa bit berpotensi sebagai penghambat mutasi sel pada penderita kanker.[5] Umbi bit adalah tanaman semusim yang berbentuk rumput. Batang bit sangat pendek, hampir tidak terlihat. Akar tunggangnya tumbuh menjadi umbi. Daunnya tumbuh terkumpul pada leher akar tunggal pangkal umbi dan berwarna kemerahan. Umbi berbentuk bulat atau menyerupai gasing. Akan tetapi, ada pula umbi bit berbentuk lonjong. Ujung umbi bit terdapat akar. Bunganya tersusun dalam rangkaian bunga yang bertangkai panjang banyak. [22] Pewarna Kuku Kuku Kuku merupakan bagian terkecil dan terdapat diujung jari, yang berasal dari matriks sebagai bagian dari epidermis, atau lapisan kulit luar sehingga bentuknya mengeras dan menebal melalui proses keratinisasi. Pertumbuhan terus berlanjut hingga kuku menjadi lebih tipis. Kuku berwarna bening dan merah muda, hal ini disebabkan kuku tumbuh diatas permukaan yang kaya akan sel darah merah dan serabut syaraf. Kuku memiliki bentuk yang keras, hal ini disebabkan karena pada kuku hanya terdapat sedikit kandungan airnya jika dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Kuku tersusun dari beberapa unsur yang ada antara lain keratin, dan protein. [12] Perubahan kuku juga dapat terjadi secara umum biasanya pada orang tua, yaitu termasuk warna, kontur, pertumbuhan, permukaan, ketebalan, dan histologi. Pada saat terjadi penuaan kuku, yang meningkat adalah kalsium, sedangkan kadar besi menurun. [1] Perawatan Kuku Penampilan kuku yang sehat dan indah dapat memberi kesan bersih dan tubuh yang terawat. Melakukan perawatan tangan harus dilakukan secara teratur, hal ini berdasarkan bahwa kulit tangan sering terkena paparan sinar matahari sehingga perlu tindakan perawatan secara baik. Istilah perawatan tangan dan kuku dikenal juga dengan kata menicure, yaitu melakukan perawatan kuku dengan memotong kuku tangan, mengikir tepian kuku, merawat kutikula, scrub bagian kulit yang berwarna kusam, memijat tangan, mengoleskan masker sebagai penutrisi kulit tangan serta merias kuku dengan pewarna kuku. Seiring dengan banyaknya permintaan nail art yang bermacam-macam diimbangi pula dengan penawaran teknik nail art yang semakin hari semakin berkembang. Beberapa prinsip dasar tata rias kuku yang harus diperhatikan adalah pada tekanan efek tertentu sehingga kuku terlihat lebih menarik. Agar dapat menghasilkan riasan kuku yang baik, kita harus mengetahui tentang warna karna pengaplikasian warna yang tepat akan memberikan hasil yang baik bagi proses nail art, sedangkan pengaplikasian warna yang tidak tepat akan membuahkan hasil nail art yang abstrak. Pilihan warna dan kombinasi warna yang tepat akan menghasilkan penampilan yang lebih menarik. [12] Cat Kuku Pewarna kuku atau cat kuku merupakan pewarna yang dipergunakan untuk memberi warna dasar pada kuku sebelum ditambah berbagai hiasan untuk menambah kreasi pada sentuhan nail art yang kita inginkan. Salah satu seni dalam melakukan pewarna kuku adalah memperbaiki kekurangan dan kelebihan yang dapat menonjolkan kelebihan kuku secara alami sehingga kuku akan terlihat cantik dengan beragam warna-warni setelah melakukan nail art.[20] Pada tahun 1980 hanya ada cat kuku dengan varian merah saja namun saat ini dapat dikreasikan dengan banyak sekali warna. Contohnya cat kuku dengan warna terang dan berkesan berani seperti neon, metal, hingga gemerlap. Rekomendasi dan tutorial yang banyak beredar di sosial media dan juga internet juga turut meningkatkan kreasi para wanita untuk membuat aksen - aksen baru untuk kuku. [12] Bahan Campuran Cat Kuku Pada penelitian ini bahan yang akan menjadi bahan pencampuran cat kuku dengan bahan alam ditemukan pada 2 jurnal, yaitu 1. Bahan 1 Lathi Furrahmi, 2017 48-52 Polivinil Pirolidon 1,5 g Resik Keruh 7,4 g Minyak Jarak 0,7 g Alkohol 7 Bahan alami 0,050 g 2. Bahan 2 Dyah Riani, 2016 26-27 Cat kuku bening 7 cc Etil asetat 1 cc Butil asetat 1 cc Zat warna 1 cc Dengan perbandingan kedua formulasi maka penulis menggunakan formulasi yang ke-2 dimana keterbatasan penulis dalam mencari bahan untuk formulasi bahan ke-1. Di Jurnal yang tercantum pada formulasi ke-2 lebih jelas cara pembuatannya dibandingkan dengan formulasi ke-1. Adapula standarisasi penelitian yang harus dipenuhi pada pembuatan pewarna kuku menurut Utari 2017 adalah 1. Harus dapat melekat pada kuku dengan baik, 2. Tidak adanya gumpalan pada pewarna kuku, 3. Warna tidak berubah menjadi pudar, 4. Harus cepat kering dan membentuk lapisan film yang rata pada kuku. 3. Metode Penelitian Metode Ekperimen Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui formulasi dari pewarna kuku dengan bahan alami, dan mengetahui hasil evaluasi dari pewarna kuku pada responden. Untuk melengkapi data yang sudah diperoleh maka penelitian melakukan metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto atau gambar yaitu foto bahan formulasi, foto bahan alami yang digunakan, foto proses pembuatan, foto hasil dari pewarna kuku setelah melakukan pencampuran dan foto hasil warna saat diaplikasikan pada kuku. Pada penelitian ini kuesioner angket digunakan dalam bentuk check list. Menurut Suharsimi 2010195 check list adalah sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check v pada kolom yang sesuai. Dalam checklist terdapat skala pengukuran yang digunakan sebagai patokan nilai. Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Persiapan Alat dan Bahan 1. Sterilisasi lingkungan kerja Pastikan meja kerja terhindar dari bahan – bahan selain bahan kerja yang akan digunakan. Meja kerja disemprot terlebih dahulu dengan alkohol 70%, dibersihkan dengan tissue kemudian ditunggu hingga mengering. Tangan peneliti juga disterilkan dengan menyemprotkan alkohol 70% serta menggunakan jas lab dan masker. 2. Sterilisasi alat Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan tersebut harus dalam keadaan steril. Siapkan alkohol yang sudah dituangkan pada kapas kemudian bersihkan alat-alat yang akan digunakan. 3. Sterilisasi bahan Bahan yang ingin digunakan seperti kulit buah naga merah, rimpang kunyit yang sudah dikupas dan umbi bit yang sudah dipisahkan dengan kulitnya lalu dicuci dengan air yang mengalir. [2] Tahap Pengujian Pada tahapan ini terdiri dari 3 pengujian yaitu 1. Uji Ahli Instrumen Pengujian dengan Ahli Instrumen ini akan dinilai oleh Ibu Nurul Hidayah, Dimana pada pengujian ini adanya pemeriksaan terkait penyusunan instrumen yang akan diberikan kepada penguji ahli farmasi dan responden. 2. Uji Sediaan Pewarna Kuku dengan Ahli Farmasi Penguji dalam pewarna kuku ini dilakukan oleh Ahli farmasi dengan ibu Putu Gita Maya Widyaswari Mahayasih, Apt. Uji yg dilakukan yaitu uji organoleptis dimana untuk menilai mutu sediaan yang dibuat dengan menggunakan kepekaan panca indra dengan mengukur tingkat penampilan fisik sediaan yang dibuat meliputi bentuk atau tekstur yang mudah dioleskan, warna, aroma dan penggumpalan pada pewarna kuku. [3] 3. Uji Kesukaan Uji Hedonik Uji Hedonik merupakan hasil akhir sediaan cair pewarna kuku yang digunakan melakukan penilaian yaitu tekstur, aroma dan warna.[3] Jumlah responden yang menilai direncanakan ada 20 orang, dan hasil akhirnya akan disajikan dalam bentuk bentuk tabel agar terlihat perbandingan antara bahan alami I, II, dan III yang paling disukai oleh konsumen. Dengan adanya penelitian ini maka responden perlu memiliki kriteria sebagai berikut 1 Wanita berbadan sehat 2 Usia 20-25 tahun 3 Memiliki domisili bekasi Proses Uji Coba Bahan Alam 1 Kulit Buah Naga Merah Tabel Bahan uji coba dengan buah Naga Adapun proses pembuatan pewarna kuku dengan kulit buah Naga Tabel Pembuatan Pewarna Kuku Cair menggunakan Kulit buah Naga Merah Siapkan kulit buah naga merah yang sudah dipisahkan dengan dagingnya lalu dicuci bersih Blender dengan memisahkan sari dan ampasnya Campurkan sari kulit buah Naga Merah 1 cc, butil asetat 1 cc, etil asetat 1 cc, cat kuku bening 7 cc kedalam botol cat kuku yang sudah bersih *Sumber foto Dokumen pribadi Bahan Alami II Rimpang Kunyit Tabel Bahan uji coba dengan Rimpang Kunyit Adapun proses pembuatan pewarna kuku dengan rimpang Kunyit Tabel Pembuatan Pewarna Kuku Cair menggunakan Rimpang Kunyit Siapkan kunyit yang sudah dikupas dari kulitnya Parut kunyit hingga mudah untuk disaring dengan kain penyaring Diamkan kunyit selama  1 jam untuk memisahkan sari dan ampasnya, yang akan digunakan adalah sari yang kental dengan sebanyak 2 cc Masukan butil asetat 1 cc, etil asetat 1 cc, cat kuku bening 7 cc kedalam botol cat kuku yang sudah bersih *Sumber foto Dokumen pribadi Bahan Alami III Umbi Bit Tabel Bahan uji coba dengan Umbi Bit Adapun proses pembuatan pewarna kuku dengan umbit bit Tabel Pembuatan Pewarna Kuku Cair menggunakan Umbi Bit Siapkan umbi Bit yang sudah dipisahkan dari kulitnya Blender dengan memisahkan sari dan ampasnya Campurkan sari buah bit 1 cc, butil asetat 1 cc, etil asetat 1 cc, cat kuku bening 7 cc kedalam botol cat kuku yang sudah bersih *Sumber foto Dokumen pribadi 4. Hasil dan Pembahasan Pengaplikasian Pewarna Kuku 1. Bahan I Kulit buah naga merah Gambar Pengaplikasian bahan I Sumber Dokumen pribadi, 2020 2. Bahan II Rimpang kunyit Gambar Pengaplikasian bahan II Sumber Dokumen pribadi, 2020 3. Bahan III Umbi bit Gambar 3. 3 Pengamplikasian bahan III Sumber Dokumen pribadi, 2020 Pengujian dengan Ahli Farmasi Kode pada penilaian ini yaitu 1 Sangat Tidak Layak 2 Tidak Layak 3 Layak 4 Sangat Layak Tabel 4. 1 Penilaian kelayakan oleh ahli farmasis Dengan adanya tabel penilaian tersebut maka evaluasi sediaan pewarna kuku yang dilakukan oleh ahli farmasis yaitu, pada sediaan pewarna cat kuku menggunakan pewarna alami buah naga dan umbi bit, tidak memberikan warna dan ketercampuran bahan yang maksimal. Pewarna alami yang digunakan dalam sediaan pewarna kuku tidak dapat bercampur dengan baik sehingga terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. Selain itu, penampilan visual pewarna kuku secara keseluruhan terlihat kurang stabil, ditunjukkan dengan sediaan yang terlihat berkabut sehingga tidak layak pakai. Berbeda dengan sediaan pewarna kuku yang menggunakan kunyit sebagai pewarna alami, terlihat kunyit yang ditambahkan dapat bercampur dengan baik dengan sediaan dasar pewarna kuku sehingga dapat memberikan warna yang baik setelah diaplikasikan. Namun, masih terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. Saran untuk pengembangan selanjutnya adalah perlu dikembangkan kembali formulasi/komposisi yang tepat antara jumlah pewarna alami yang digunakan dan basis sediaan pewarna kuku agar saat proses pencampuran dapat diperoleh sediaan yang homogen dan layak untuk digunakan. Kestabilan campuran sediaan juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan sediaan pewarna kuku yang baik dan tahan lama. Uji Kesukaan Uji Hedonik Tabel 3. 2 kuesioner sekala hedonik Bahan 1 Buah Naga Merah Bentuk atau tektur dari pewarna kuku Bahan 1 Buah Naga Merah Bentuk atau tektur dari pewarna kuku Berikut merupakan hasil kuesioner dalam bentuk diagram 1. Bentuk atau tekstur pewarna kuku *ket . 1 sangat tidak suka 2 tidak suka 3 suka 4 sangat suka Diagram 4. 1 Bentuk atau tekstur pewarna kuku Jika dilihat dari diagram tersebut, grafik pada poin nilai tidak suka memiliki suara terbanyak pada pewarna kuku bahan alami 3 umbi bit yaitu sebanyak 75%, sedangkan untuk poin suka memiliki suara terbanyak pada bahan alami 2 rimpang kunyit dengan 80%. 2. Aroma pada pewarna kuku *ket . 1 sangat tidak suka 2 tidak suka 3 suka 4 sangat suka Diagram 4. 2 Aroma pada pewarna kuku Dilihat dari grafik hasil kuesioner, aroma pada pewarna kuku setiap bahan memiliki tingkat kesukaan yang hampir sama. Pewarna kuku bahan alami 1 dan bahan alami 3 memiliki grafik nilai kesukaan yang sama tingginya yaitu 75%. 3. Warna yang dihasilkan *ket . 1 sangat tidak suka 2 tidak suka 3 suka 4 sangat suka Diagram 4. 3 Warna yang dihasilkan Warna yang dihasilkan pada pewarna kuku ini memiliki poin nilai tidak suka tertinggi pada bahan alami 3 umbi bit 70%, sedangkan poin nilai suka tertinggi pada bahan alami 2 rimpang kunyit 65%. 5. Kesimpulan dan saran Kesimpulan 1. Formulasi bahan alami 1 Buah Naga Merah dan bahan alami 3 Umbi Bit, menurut penilaian oleh ahli farmasis bahan dengan buah naga merah dan umbi bit memiliki bentuk, warna dan penggumpalan yang tidak layak. Dimana pewarna kuku tersebut tidak memberikan warna dan ketercampuran bahan yang maksimal. Pada pewarna alami yang digunakan tidak dapat bercampur dengan baik sehingga terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. Adanya proses penggumpalan karena tidak adanya zat pengemulsi yang dapat menggambungkan sari dari kulit buah naga dan umbi bit ke dalam formulasi campuran. Pewarna kuku ini juga tidak dapat bertahan lama, perkiraan ketahanan pewarna kuku ini yaitu  1 minggu, dimana sediaan pewarna kuku ini akan terlihat berkabut sehingga tidak layak untuk digunakan. 2. Formulasi Bahan Alami 2 Rimpang Kunyit, menurut penilaian oleh ahli farmasis bahan dengan rimpang kunyit ini pada bentuk, warna dan aroma sudah layak untuk digunakan. Terlihat kunyit yang ditambahkan dapat bercampur dengan baik dengan sediaan dasar kuteks sehingga dapat memberikan warna yang baik setelah diaplikasikan. Namun, masih terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. 3. Pada uji Hedonik atau kesukaan, dilakukan pada 20 responden yang memiliki hasil nilai kesukaan paling tinggi pada indikator bentuk atau tekstur yaitu bahan alam 2 Rimpang Kunyit, untuk indikator aroma tertinggi pada bahan 1 Buah Naga Merah, dan indikator warna tertinggi pada bahan 2 Rimpang Kunyit. Saran Penambahan zat pengemulsi pada bahan alam atau memanaskan bahan alam terlebih dahulu dapat mempermudah bahan alam tercampur dengan formulasi sediaan dasar. Dan perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan formulasi yang akan digunakan. Ada baiknya untuk proses penentuan formula dan penggunaan bahan-bahan yang akan digunakan ditinjau kembali dengan mempertimbangkan bahan-bahan yang tepat. Kestabilan campuran juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan sediaan pewarna kuku yang baik dan tahan lama. Referensi [1] Al-Husaini, A. 2005. Jamaluki Biduuni Makiyaaj, Edisi Indonesia Cantik Tanpa Make Up. Jakarta Penerbit Almhira. [2] Adji, D., & Larashanty, H. 2007. Perbandingan efektivitas sterilisasi alkohol 70%, inframerah, otoklaf dan ozon terhadap pertumbuhan bakteri bacillus subtilis. Jurnal Sain Veteriner. Yogyakarta Universitas Gadjah Mada. 251. [3] Aryanti, S. B. 2018. FORMULASI SEDIAAN PEWARNA KUKU ALAMI DARI BIT MERAH Beta vulgaris L.. Medan Institut Kesehatan Helvetia. [4] Asnia, M., Ambarwati, N. S. S., & Siregar, J. S. 2019. Pemanfataan Rimpang Kunyit Curcuma domestica Val. sebagai Perwatan Kecantikan Kulit. Jakarta Universitas Negri jakarta. [5] Astawan, M. 2008. Khasiat warna-warni makanan. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. [6] Bahri, S., Jalaluddin, J., & Rosnita, R. 2018. Pembuatan Zat Warna Alami Dari Kulit Batang Jamblang Syzygium Cumini Sebagai Bahan Dasar Pewarna Tekstil. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, Aceh Universitas Malikussaleh. [7] Dalimartha, S., & Adrian, F. 2011. Khasiat buah dan sayur. Penebar Swadaya Grup. [8] Dinarno, D. 2009. Prarancangan Pabrik Butil Asetat dari Asam Asetat dan Butanol dengan Proses Batch Kapasitas ton/tahun. [skripsi]. Surakarta Fakultas Teknik, Univerversitas Muhammadiyah Surakarta. [9] Furrahmi, L., & Abadi, H. 2019. Formulasi Sediaan Cair Rimpang Kunyit Curcuma domestica V. Sebagai Pewarna Kuku. Jurnal Dunia Farmasi, Institut Kesehatan Helvetia. [10] Hardjadinata, Ir. Sinatra. 2011. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik, 19-25. [11] Harjanti, N., Setiyawati, E., & Winarni, D. R. A. 2009. Kosmetika Kuku Antara Keindahan dan Keamanan Nail Cosmetics between Aesthetic and Safety. Jurnal Ilmu Kesehat Kulit dan Kelamin, 211, 56-61. [12] Hidayah, Nurul. 2017. Perawatan Tangan Dan Kaki. Jakarta Universitas Negeri Jakarta. [13] Indonesia, P. A. G. 2005. Daftar komposisi bahan makanan. Jakarta Persagi. [14] Koswara, S. 2009. Pewarna Alami Produksi dan Penggunaannya. Ebook Pangan. [15] Nasution, A. S. W. S. S. 2014. Pengaruh Bahan Sterilan terhadap Keberhasilan Inisiasi Eksplan Paulownia Paulownia elongata SY Hu secara In Vitro. Jurnal Silvikultur Tropika. Bogor Institut Pertanian Bogor. 51. [16] Nurhayati, I. 2016. Pembuatan Blush On Dari Buah Naga. Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang. [17] Palwa, A. Y. 2016. Variasi Penambahan Asam Asetat dan Katalis Pada Proses Esterifikasi Etanol dari Kulit Pisang Raja musa paradisiaca L. Menjadi Etil Asetat. Palembang Politeknik Negeri Sriwijaya. [18] Putri Ariesta, Sisca. 2016. Pengaruh Suhu Air Terhadap Hasil Water Marble Nail Art. Jurnal Tata Rias. Surabara Universitas Negeri Surabaya [19] Ramadhani, anis. 2013. Panen Besar Buah Naga. Jakarta PT. Mahadaya [20] Riyani, D. 2016. Kelayakan Hasil Pembuatan Cat Kuku dengan Bahan Dasar Kuyit dan Daun Jati. Skripsi. Semarang Universitas Negeri Semarang. [21] Shan, C. Y., & Iskandar, Y. 2018. Studi kandungan kimia dan aktivitas farmakologi tanaman kunyit Curcuma longa L.. Bandung Universitas Padjadjaran [22] Steenis. 2005. Buah bit Beta vulgaris L. Jakarta Penerbit PT Gramedia Pustaka Umum. [23] Utari, N. A. 2017. Kelayakan Putik Bunga Waru Hibiscus Tiliaceus Sebagai Pewarna Cat Kuku. Skripsi. Semarang Universitas Negeri Semarang. [24]Wirakusumah, E. S. 2007. Cantik dan Awet Muda dengan Buah, Sayur dan Herbal. Jakarta Penebar Swadaya. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Konstruksi kecantikan perempuan yang dibangun oleh media adalah kecantikan dengan kriteria yang begitu ekstrim sehingga banyak perempuan melakukan perubahan fisik menjadi cantik meski beresiko mengalami alergi dari bahan kimia yang digunakan. Padahal cantik fisik dapat dilakukan melalui perawatan yang cenderung aman bagi kesehatan karena menggunakan teknik dan bahan yang dibuat dari bahan alam. Salah satu media kecantikan alami yang dapat digunakan yaitu tanaman. Kunyit ialah satu-satunya tanaman yang bermanfaat sebagai produk kecantikan dari jenis rempah hasil produksi terbesar di Indonesia yang lain.[1] Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif, dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Mengacu pada model analisis interaktif yang diajukan oleh Miles dan Huberman, yang prosesnya berbentuk siklus yakni memperlihatkan sifat interaktif kolektif data atau pengumpulan data dengan analisis data. Hasil dari penelitian menunjukkan pemanfaatan rimpang kunyit Curcuma domestica Val. sebagai perawatan kecantikan kulit telah diakui sejak masa yang lama. Dibuktikan dengan adanya peninggalan di Candi Borobudur yang terdapat ukiran bermakna pemakaian tanaman dan rempah-rempah sebagai obat dan perawatan kesehatan dan kecantikan. Pemanfaatan rimpang kunyit Curcuma domestica Val. sebagai perawatan kecantikan kulit diaplikasikan atau dapat dikonsumsi melalui dalam dan luar tubuh. Kata Kuncikecantikan, perawatan, kunyit 1. PENDAHULUAN Kecantikan adalah karunia dari Tuhan kepada makhluk ciptaan-Nya dan sudah sepantasya kita merawat yang sudah diberikan-Nya. Terlahir dengan keadaan bagaimanapun itulah karunia dari Tuhan. Tentunya bagi wanita menjadi cantik merupakan suatu idaman. Konstruksi kecantikan pada perempuan yang dibangun oleh media adalah kecantikan dengan kriteria seperti kulit putih, tinggi, hidung mancung, dan payudara penuh berisi. Tidak jarang yang terjadi saat ini, demi mengejar obsesinya, perempuan tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan terhadap tubuhnya, dengan cara mengeriting dan meluruskan rebonding rambut, mengecat berwarna-warni rambutnya, mencabut bulu kaki, suntik pemutih demi menjadi cantik seperti yang diidamkan. Perubahan fisik menjadi cantik melalui cara ini begitu ekstrim dan cenderung merugikan karena dapat mengakibatkan alergi dari bahan kimia yang digunakan. Padahal cantik fisik dapat dilakukan melalui perawatan diri alami yang cenderung aman bagi kesehatan. Langkah perawatan diri terdapat dua jenis yaitu secara alami dan modern. Perawatan secara alami yaitu perawatan dengan menggunakan teknik dan bahan yang tradisional, yaitu dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara pembuatan yang turun temurun. Perawatan secara modern ialah perawatan tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional serta dilakukan dengan teknik yang modern. Zat perawatan modern cenderung lebih besar kemungkinan menyebabkan alergi. Lebih aman jika dilakukan perawatan secara alami dan dilakukan secara konsisten dalam jangka panjang. Banyak media kecantikan alami yang digunakan manusia untuk mendapatkan cantik yang diinginkan, misalnya tanaman. Di Indonesia terdapat berbagai macam tanaman, kunyit menjadi salah satu media kecantikan sejak masa yang lama. Kunyit yang merupakan golongan rempah-rempah sebagai bahan perawatan secara alami sedikit menimbulkan efek alergi. Serta keberadaannya sebagai media kecantikan yang telah dipakai secara turun temurun di Indonesia. [2]Menurut resep tradisional yang diturunkan sejak beberapa generasi, perawatan kesehatan dan kecantikan cara jamu yang dapat berupa campuran dedaunan, akar-akar, dan rempah-rempah yang dikeringkan itu digiling halus, lalu diolah menjadi serbuk, pil, minuman, dan balsam atau obat gosok yang akan menghasilkan keseimbangan lahir dan kunyit sebagai media kecantikan yang telah digunakan secara turun temurun membuat penulis tertarik untuk mengkaji berbagai perawatan kecantikan tradisional yang menggunakan kunyit sebagai media kecantikan. 2. METODE PENELITIAN Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah analisis data kualitatif, dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Mengacu pada model analisis interaktif yang diajukan oleh Miles dan Huberman, yang prosesnyaSyamsul BahriJalaluddin JalaluddinRosnita RosnitaSalah satu sumber daya alam yang berpotensi untuk zat warna alam adalah tumbuhan jamblang. Bagian tanaman jamblang yang dapat digunakan sebagai zat warna alami adalah bagian kulit batangnya karena mengandung tanin. Tanin merupakan pigmen pada kulit batang jamblang Syzygium cumini yang menghasilkan warna coklat yang dapat dijadikan sebagai pewarna tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi operasi yang sesuai dari ekstraksi serbuk kulit batang jamblang terhadap pengaruh suhu dan waktu ekstraksi terhadap kadar zat warna yang dihasilkan serta menganalisa mekanisme penyerapan zat warna pada kain. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstrak kulit batang jamblang 100 gram, volume etanol 1000 ml pada suhu 60, 65, 70, 75 dan 800C selama 2, 3, 4, 5 dan 6 jam. Hasil serbuk zat warna diamati Intensitas warna dengan alat colorimeter yang menghasilkan warna terbaik yaitu 5,0 pada suhu 700C dengan waktu ekstraksi 6 jam menghasilkan kadar air sebanyak 0,071%, kadar abu 0,068%.Lathi FurrahmiHafizhatul AbadiPendahuluan; Tujuan awal penggunaan kosmetika adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambahkan daya tarik agar lebih disukai orang lain. Pewarna kuku adalah pernis yang digunakan pada tangan atau kuku kali manusia untuk merias, memperindah kuku terbuat dari polimer organik dengan campuran berbagai zat aditif. Tujuan; penelitian untuk mengetahui rimpang kunyit dapat diformulasiakan dalam sediaan cair pewarna Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium. Sediaan cair pewarna kuku yang dibuat dalam formula I, II, III dimana konsentrasi masing-masing terdiri dari polivinil pirolidon 15%, resin keruh 7%, minyak jarak 7%, alkohol 70% pewarnaan dilakukan dengan cara membandingkan antar formula. Pengujian yang dilakukan adalah uji homogenitas, uji iritasi, uji hedonik. Hasil; Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa formula I, II, III dapat mengubah warna kuku menjadi kuning sampai kuning orange. Dari hasil uji hedonik terdapat perbedaan tiap formula dimana formula yang disukai adalah formula II. Pemeriksaan uji homogenitas menunjukkan bahwa seluruh sediaan rimpang kunyit tidak memperlihatkan adanya butiran-butiran kasar pada saat sediaan dioles pada kaca transparan atau objek glass. Uji iritasi dilakukan untuk meyakinkan bahwa formulasi sediaan pewarna kuku yang digunakan tidak terjadi reaksi iritasi, alergi, pada sediaan seluruh sediaan yang dibuat stabil tidak menunjukkan adanya perubahan warna, aroma dalam penyimpanan 10 hari pada suhu kamar. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk formulasi rimpang kunyit dalam bentuk sediaan kosmetik lainnya, seperti pewarna rambut dan Biduuni Makiyaaj, Edisi Indonesia Cantik Tanpa Make UpA Al-HusainiAl-Husaini, A. 2005. Jamaluki Biduuni Makiyaaj, Edisi Indonesia Cantik Tanpa Make Up. Jakarta Penerbit B AryantiSediaanKukuDariMerahAryanti, S. B. 2018. FORMULASI SEDIAAN PEWARNA KUKU ALAMI DARI BIT MERAH Beta vulgaris L.. Medan Institut Kesehatan warna-warni makananM AstawanAstawan, M. 2008. Khasiat warna-warni makanan. Jakarta Gramedia Pustaka DalimarthaF AdrianDalimartha, S., & Adrian, F. 2011. Khasiat buah dan sayur. Penebar Swadaya Pabrik Butil Asetat dari Asam Asetat dan Butanol dengan Proses Batch Kapasitas ton/tahunD DinarnoDinarno, D. 2009. Prarancangan Pabrik Butil Asetat dari Asam Asetat dan Butanol dengan Proses Batch Kapasitas ton/tahun. [skripsi]. Surakarta Fakultas Teknik, Univerversitas Muhammadiyah Daya Buah Naga Super Red Secara OrganikIr HardjadinataSinatraHardjadinata, Ir. Sinatra. 2011. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik, 19-25.
Yang dimaksud pewarna atau zat pewarna batik adalah zat warna tekstil yang dapat digunakan dalam proses pewarnaan batik baik dengan cara pencelupan maupun coletan pada suhu kamar sehingga tidak merusak lilin sebagai perintang warnanya. Berdasarkan sumbernya/asalnya zat pewarna batik dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu a. Pewarna alami Zat warna yang diperoleh dari alam/ tumbuh-tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Agar zat pewarna alam tidak pudar dan dapat menempel dengan baik, proses pewarnaannya didahului dengan mordanting yaitu memasukkan unsur logam ke dalam serat Tawas/Al. Bahan pewarna alam yang bisa digunakan untuk tekstil dapat diambil pada tumbuhan bagian Daun, Buah, Kuli kayu, kayu atau bunga. Ada tiga tahap proses pewarnaan alam yang harus dikerjakan yaitu proses mordanting proses awal/pre-treatment, proses pewarnaan pencelupan, dan proses fiksasi penguatan warna. b. Pewarna buatan/pewarna sintetis Zat wana kimia mudah diperoleh, stabil dan praktis pemakaiannya. Zat Warna sintetis dalam tekstil merupakan turunan hidrokarbon aromatik seperti benzena, toluena, naftalena dan antrasena diperoleh dari ter arang batubara coal, tar, dyestuff yang merupakan cairan kental berwarna hitam dengan berat jenis 1,03 - 1,30 dan terdiri dari despersi karbon dalam minyak. Minyak tersebut tersusun dari beberapa jenis senyawa dari bentuk yang paling sederhana misalnya benzena CH sampai bentuk yang rumit mialnya 6 6 krisena CH dan pisena CH. Adapun zat warna yang biasa dipakai untuk mewarnai batik antara lain commit to user - Zat warna reaktif Zat warna reaktif umumnya dapat bereaksi dan mengadakan ikatan langsung dengan serat sehingga merupakan bagian dari serat tersebut. Jenisnya cukup banyak dengan nama dan struktur kimia yang berbeda tergantung pabrik yang membuatnya. Salah satu yang saat ini sering digunakan untuk pewarnaan batik adalah Remazol. Ditinjau dari segi teknis praktis pewarnaan batik dengan remazol dapat digunakan secara pencelupan, coletan maupun kuwasan. Zat warna ini mempunyai sifat antara lain larut dalam air, mempunyai warna yang briliant dengan ketahanan luntur yang baik, daya afinitasnya rendah, untuk memperbaiki sifat tersebut pada pewarnaan batik diatasi dengan cara kuwasan dan fixasi menggunakan Natrium silikat. Nama dagang zat warna teraktif, sebagai berikut 1 Procion produk dari Drimarine produk Sandoz 2 Cibacron produk Ciba Geigy Primazine produk BASF 3 Remazol produk Hoechst Levafix produk Bayer - Zat warna indigosol Zat warna indigosol adalah jenis zat warna Bejana yang larut dalam air. Larutan zat warnanya merupakan suatu larutan berwarna jernih. Pada saat kain dicelupkan ke dalam larutan zat warna belum diperoleh warna yang diharapkan. Setelah dioksidasi/dimasukkan ke dalam larutan asam HCl atau H2SO4 akan diperoleh warna yang dikehendaki. Obat pembantu yang diperlukan dalam pewarnaan dengan zat warna indigosol adalah Natrium Nitrit NaNO2 sebagai oksidator. Warna yang dihasilkan cenderung warna-warna lembut/pastel. Dalam pembatikan zat warna indigosol dipakai secara celupan maupun coletan. Jenis warna Indigosol antara lain Indigosol Yellow, Indigosol Green IB , Indigosol Yellow JGK, Indigosol Blue 04B , Indigosol Orange HR, Indigosol Grey IBL, Indigosol Pink IR, Indigosol Brown IBR, Indigosol commit to user Violet ARR, Indigosol Brown IRRD Indigosol Violet 2R Indigosol Violet IBBF. - Zat warna napthol Zat warna ini merupakan zat warna yang tidak larut dalam air. Untuk melarutkannya diperlukan zat pembantu kostik soda. Pencelupan naphtol dikerjakan dalam 2 tingkat. Pertama pencelupan dengan larutan naphtolnya sendiri penaphtolan. Pada pencelupan pertama ini belum diperoleh warna atau warna belum timbul, kemudian dicelup tahap kedua/dibangkitkan dengan larutan garam diazodium akan diperoleh warna yang dikehendaki. Tua muda warna tergantung pada banyaknya naphtol yang diserap oleh serat. Dalam pewarnaan batik zat warna ini digunakan untuk mendapatkan warna-warna tua/dop dan hanya dipakai secara pencelupan. Naptol yang banyak dipakai dalam pembatikan antara lain Naptol AS-G, Naptol AS-LB, Naptol AS-BO, Naptol AS-D, Naptol AS , Naptol Naptol AS-BR, Naptol Naptol AS-GR Garam diazonium yang dipakai dalam pembatikan antara lain Garam Kuning GC, Garam Bordo GP, Garam Orange GC, Garam Violet B, Garam Scarlet R , Garam Blue BB, Garam Scarlet GG, Garam Blue B, Garam Red 3 GL, Garam Black B, Garam Red B - Zat warna rapid Zat warna ini adalah naphtol yang telah dicampur dengan garam diazodium dalam bentuk yang tidak dapat bergabung koppelen. Untuk membangkitkan warna difixasi dengan asam sulfat atau asam cuka. Dalam pewarnaan batik, zat warna rapid hanya dipakai untuk pewarnaan secara coletan. commit to user BAHAYA BAHAN KIMIA DI TEMPAT KERJA Bahan berbahaya khususnya bahan kimia adalah bahan-bahan yang pada suatu kondisi tertentu dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, pada setiap tingkat pekerjaan yang dilakukan penyimpanan, pengangkutan, penggunaan, pembuatan dan pembuangan. Secara umum, bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan menjadi 1. Bahan kimia mudah meledak Bahan kimia berupa padatan atau cairan, ataupun campurannya yang sebagai akibat suatu perubahan reaksi kimia, gesekan, tekanan, panas, dll menjadi bentuk gas yang berlangsung dalam proses yang relative singkat disertai dengan tenaga perusakan yang besar, pelepasan tekanan yang besar serta suara yang keras. 2. Bahan kimia mudah terbakar Bahan kimia apabila mengalami suatu reaksi oksidasi pada suatu kondisi tertentu, akan menghasilkan nyala api. 3. Bahan kimia beracun Bahan kimia dalam jumlah relative sedikit, dapat mempengaruhi kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan kematian, apabila terabsorbsi tubuh manusia melalui injeksi. 4. Bahan kimia korosif Bahan kimia meliputi senyawa asam-asam alkali dan bahan-bahan kuat lainnya, yang sering mengakibatkan kerusakan logam-logam bejanan atau penyimpannya. Senyawa alkali dapat menyebabkan luka bakar pada tubuh, merusak mata, merangsang kulit dan system pernafasan. 5. Bahan kimia oksidator Bahan kimia yang sangat reaktif untuk memberikan oksigen, yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran dengan bahan-bahan lainnya. commit to user 6. Bahan kimia reaktif Bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan bahan-bahan lainnya, disertai pelepasan panas dan menghasilkan gas yang mudah terbakar atau keracunan atau korosi. 7. Bahan kimia radioaktif Bahan kimia yang mempunyai kemampuan untuk memancarkan sinar-sinar radioaktif seperti sinar alfa, beta, gamma, netron, dan lain-lain, yang dapat membahayakan tubuh manusia. Suatu bahan kimia dikatakan memiliki sifat berbahaya apabila satu atau lebih dari sifat-sifat bahaya tersebut diatas terdapat di dalam bahan kimia tersebut, yang selain mudah meledak, dapat pula menjadi bahan kimia beracun dan meracuni kehidupan. Interaksi Bahan Kimia Antara satu zat kimia dan zat kimia lain dapat menimbulkan interaksi atau saling berpengaruh satu sama lainnya. Efek yang terjadi dapat dibedakan dalam a. Efek Aditif yaitu pengaruh yang saling memperkuat akibat kombinasi dari dua zat kimia atau lebih. Pengaruh racun yang terjadi adalah penjumlahan dari efek dari masing-masing zat kimia. b. Efek simergi yaitu suatu keadaan dimana pengaruh gabungan dari dua zat kimia jauh lebih besar dari jumlah masing-masing efek bahan kimia. c. Potensiasi yaitu apabila suatu zat yang seharusnya tidak memiliki efek toksik pengaruh merugikan suatu zat kimia pada organism hidup akan tetapi bila zat ini ditambahkan pada zat kimia lain maka akan mengakibatkan zat lain tersebut menjadi lebih toksik. d. Efek antagonis yaitu apabila dua zat kimia yang diberikan bersamaan, maka zat kimia yang satu akan melawan efek zat kimia yang lain. Proses Zat Kimia Dalam Tubuh Cara masuk bahan beracun ke dalam tubuh sangan besar pengaruhnya terhadap kemungkinan keracunan. Zat kimia dapat masuk kedalam tubuh melalui commit to user saluran pernafasan per inhalasi, saluran cerna per oral dan kulit per dermal. Inhalasi merupakan cara masuk paling sering dalam industry. Di dalam tubuh, melalui proses enzimatik terjadi perubahan bentuk secara biokimia biotranformasi yang terjadi didalam hati. Proses demikian dapat juga terjadi di ginjal, paru-paru dan kulit. Budiono, S. 2003. Biotranformasi ini mengupayakan agar terbentuk bahan yang kurang beracun yang dikenal sebagai detoksikasi. Sebaliknya mungkin terjadi hasil yang lebih bercun dari zat asalnya aktivasi mialnya pada berbagai zat penyebab kanker. Pengeluaran hasil proses tersebut atau ekskresi umumnya dilakukan melalui air seni dan feses, sebagian melalui udara pernafasan dan keringat. Efek Terhadap Kesehatan Pemajanan bahan kimia mengakibatkan terjadinya perubahan biologic atau fungsi tubuh yang manifestasinya berupa keluhan, gejala dan tanda gangguan kesehatan, terutama pada bagian yang terserang bahan kimia. Tergantung dari oragan target, bahan kimia dapat bersifat neurotoksik meracuni syaraf, hepatotoksik meracuni liver/hati, nefrotoksik meracuni ginjal, hematotoksik meracuni darah, sistemik meracuni seluruh fungsi tubuh dan sebagainya. Berdasarkan gejala yang ditimbulkan, bahan kimia dapat bersifat asfiksian gejala akibat kekurangan kadar oksigen, irritan mengakibatkan/ merangsang iritasi, menimbulkan sensitasi dan alergi. Tanda yang muncul bervariasi dari gejala non spesifik lemah, pusing, mual, muntah ataupun spesifik kejang, kelumpuhan, gangguan penglihatan, diare, dll. Berikut ini pengaruh beberapa zat kimia pada kesehatan - Zat Irritan Zat irritant akan mengakibatkan iritasi/rangsangan atau menimbulkan inflamasi/peradangan pada mata, kulit,saluran nafas dan saluran cerna. Zat irritant antara lain asam asetat, asam klorida, arsen, asam nitrat, asam kromat, fosfor, kalsium oksidan, dll. commit to user - Zat Hepatotoksik meracuni hati Zat Hepatotoksik antara lain Karbon tetraklorida, Dimetil nitrosamine, Aflatoksin, Arsen, Toluen diamin, dll. - Zat Neurotoksik meracuni saraf Zat Neurotoksik antara lain Benzene, Toluena, Karbon disulfide, Arsen, Merkuri, Xylene, Aseton, dll. - Zat Netrotoksik meracuni ginjal Zat Netrotoksik antara lain Arsen, Anilin, Organo klorin, Merkuri, Metanol, Fenol, Timah hitam, Kloroform, Fosfor kuning, dll. - Zat kimia yang meracuni system reproduksi Zat kimia tersebut antara lain Benzene, Timah hitam, Kadmium, Eter, Nitrogen oksida, Kloroform, dll. - Zat kimia yang meracuni darah Zat kimia tersebut antara lain Anilin, Toluidin, Nitrobenzen, Timah hitam, Nitrogen triflourida, Propilnitrat, dll - Zat Sensitasi atau alergi kulit Zat Sensitasi antara lain Karbon disulfide, Fenol, Zat warna, kreosot, dll. Selain itu terdapat pula penyakit kulit yang disebabkan oleh penyebab kimiawi bahan kimia seperti asam dan garam anorganik, senyawa hidrokarbon, bahan warna, dsb. Prinsip Pencegahan/Pengendalian Bahan Kimia Mengingat bahaya bahan kimia di tempat kerja diperlukan pencegahan dan pengendalian yang prinsip penerapannya sesuai denga Higiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja berupa “Hierarchi of Control”, yaitu Eliminasi, Substitusi, Pengendalian Teknis, Pengendalian Administratif dan Alat Pelindung Diri. Sedangkan para pekerja dilakukan pengujian/pemantauan kesehatan, hygiene perorangan, pengujian/pemantauan biomedik disertai pelatihan tentang bahaya zat kimia. Budiono, S. 2003. commit to user PENGERTIAN ERGONOMI Ergonomi atau ergonomics bahasa Inggrisnya sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti ”kerja” dan Nomos yang berarti ”hukum”. Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan Nurmianto, 2004. Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman Sutalaksana dkk., 1979. Disiplin ergonomi adalah suatu cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik; yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, efisien, aman dan nyaman Wignjosoebroto, 1995. Dengan kata lain disini manusia tidak lagi harus menyesuaikan dirinya dengan mesin yang dioperasikan the man fits to the design, melainkan sebaliknya yaitu mesin dirancang dengan lebih dahulu memperhatikan kelebihan dan keterbatasan manusia yang mengoperasikannya the design fits to the man. Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi Tarwaka dkk.,2004, yaitu 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. 2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. commit to user 3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. DESAIN DAN ERGONOMI Manusia dalam kehidupannya banyak menggunakan desain sebagai fasilitas penunjang aktivitasnya. Manusia menginginkan desain sebagai produk yang sesuai dengan trend dan mewadahi kebutuhannya yang semakin meningkat. Melihat kondisi saat ini, kecenderungan desain yang berubah akibat peningkatan kebutuhan manusia tersebut menimbulkan kesadaran manusia tentang pentingnya desain yang eksklusif dan representatif, makin bertambahnya usaha-usaha di bidang desain yang mengakibatkan persaingan mutu desain, peningkatan faktor pemasaran daya tarik dan daya jual di pasaran, serta tuntutan kapasitas produksi yang semakin meningkat. Selain itu, aktivitas desain yang menghasilkan gagasan kreatif dipengaruhi pula oleh kecepatan membaca situasi, khususnya kebutuhan pasar dan permintaan konsumen. Desain dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas luas dari inovasi desain dan teknologi yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan melalui transaksi jual-beli dan fungsional. Desain merupakan hasil kreativitas budi-daya man-made object manusia yang diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, yang memerlukan perencanaan, perancangan maupun pengembangan desain, yaitu mulai dari tahap menggali ide atau gagasan, dilanjutkan dengan tahapan pengembangan, konsep perancangan, sistem dan detail, pembuatan prototipe dan proses produksi, evaluasi, dan berakhir dengan tahap pendistribusian. Jadi disimpulkan bahwa desain selalu berkaitan dengan pengembangan ide dan gagasan, pengembangan teknik, proses produksi serta peningkatan pasar. Ruang lingkup kegiatan desain mencakup masalah yang berhubungan dengan sarana kebutuhan manusia, di antaranya desain interior, desain mebel, desain alat-alat lingkungan, desain alat transportasi, desain tekstil, desain grafis, dan lain-lain. Memperhatikan hal-hal tersebut, desainer dalam analisis pemecahan commit to user masalah dan perencanaannya atau filosofi rancangan desain bekerja sama dengan masyarakat dan disiplin ilmu lain seperti arsitek, psikolog, dokter atau profesi yang lain. Misalnya, dalam merancang desain kursi pasien gigi, dibutuhkan kerja sama dari dokter dan pasien, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas dan posisi duduk pasien sebagai pemakai, yang efektif, efisien, aman, nyaman dan sehat, sehingga desainer dapat menyatukan bentuk dengan memusatkan perhatian pada estetika bentuk, konstruksi, sistem dan mekanismenya. Selain itu, desainer dapat membuat suatu prediksi untuk masa depan, serta melakukan pengembangan desain dan teknologi dengan memperhatikan segala kelebihan maupun keterbatasan manusia dalam hal kepekaan indrawi sensory, kecepatan, kemampuan penggunaan sistem gerakan otot, dan dimensi ukuran tubuh, untuk kemudian menggunakan semua informasi mengenai faktor manusia ini sebagai acuan dalam perancangan desain yang serasi, selaras dan seimbang dengan manusia sebagai pemakainya. Penilaian suatu hasil akhir dari produk sebagai kategori nilai desain yang baik biasanya ada tiga unsur yang mendasari, yaitu fungsional, estetika, dan ekonomi. Kriteria pemilihannya adalah function and purpose, utility and economic, form and style, image and meaning. Unsur fungsional dan estetika sering disebut fit-form-function, sedangkan unsur ekonomi lebih dipengaruhi oleh harga dan kemampuan daya beli masyarakat Bagas, 2000. Desain yang baik berarti mempunyai kualitas fungsi yang baik, tergantung pada sasaran dan filosofi mendesain pada umumnya, bahwa sasaran berbeda menurut kebutuhan dan kepentingannya, serta upaya desain berorientasi pada hasil yang dicapai, dilaksanakan dan dikerjakan seoptimal mungkin. Ergonomi merupakan salah satu dari persyaratan untuk mencapai desain yang qualified, certified, dan customer need. Ilmu ini akan menjadi suatu keterkaitan yang simultan dan menciptakan sinergi dalam pemunculan gagasan, proses desain, dan desain final periksa Gambar Skema Design Management. commit to user Gambar Skema design management Sumber Bagas, 2000 PENDEKATAN ERGONOMIS DALAM PERANCANGAN DESAIN KERJA Secara ideal perancangan desain kerja haruslah disesuaikan dengan peranan dan fungsi pokok dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat yaitu manusia, mesin/ peralatan dan lingkungan fisik kerja. Peranan manusia dalam hal ini akan didasarkan pada kemampuan dan keterbatasannya terutama yang berkaitan dengan aspek pengamatan, kongnitif, fisik ataupun psikologisnya. Demikian pula peranan atau fungsi mesin/peralatan seharusnya ikut menunjang manusia operator dalam melaksanakan tugas yang ditentukan. Suatu pengertian yang lebih komprehensif tentang ergonomi pada pusat perhatian ergonomi adalah terletak pada manusia dalam rancangan desain kerja ataupun perancangan alat kerja. Berbagai fasilitas dan lingkungan yang dipakai manusia dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuannya adalah merancang benda-benda fasilitas dan lingkungan tersebut, sehingga efektivitas fungsionalnya meningkat dan segi-segi kemanusiaan seperti kesehatan, keamanan, dan kepuasan dapat terpelihara. Terlihat disini bahwa ergonomi memiliki 2 aspek sebagai contohnya yaitu efektivitas sistem manusia di dalamya dan sifat memperlakukan manusia secara manusia. Mencapai tujuan-tujuan tersebut, pendekatan ergonomi commit to user merupakan penerapan pengetahuan-pengetahuan terpilih tentang manusia secara sistematis dalam perancangan sistem-sistem manusia benda, manusia-fasilitas dan manusia lingkungan. Dengan kata lain perkataan ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia dalam berinterksi dengan obyek-obyek fisik dalam berbagai kegiatan sehari-hari Madyana, 1996. Di pandang dari sistem, maka sistem yang lebih baik hanya dapat
Zat warna alamZat warna alam natural dyes adalah zat warna yang diperoleh dari alam/ tumbuh-tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. Agar zat pewarna alam tidak pudar dan dapat menempel dengan baik, proses pewarnaannya didahului dengan mordanting yaitu memasukkan unsur logam ke dalam serat Tawas/Al.Bahan pewarna alam yang bisa digunakan untuk tekstil dapat diambil pada tumbuhan bagian Daun, Buah, Kuli kayu, kayu atau bunga, contoh terlihat pada Tabel penghasil warna alam selain tersebut di atas, sampai saat ini sudah ditemukan sekitar 150 jenis tumbuhan yang diteliti oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Tanaman lain diantaranya Morinda citrifolia Jawa pace, mengkudu, Hawai noni, menghasilkan warna merah dari kulit akar, warna soga dihasilkan oleh tiga jenis tanaman yang digabungkan atau diekstrak bersama-sama antara Ceriops condolleana Jawa tingi, Pelthopherum pterocarpum Jawa jambal dan Cudrania javanensis Jawa tegeran dicampur menjadi satu, dengan perbandingan 421 yang berasal dari kayu atau kulit tiga tahap proses pewarnaan alam yang harus dikerjakan yaitu proses mordanting proses awal/pre-treatment, proses pewarnaan pencelupan, dan proses fiksasi penguatan warna. Proses mordanting proses awal/pre-treatmentMordanting Kain SuteraResep500 gram kain sutera 100 gram tawas15 liter airProsedur mordanting• Kain sutera ditimbang. • Tawas dilarutkan dalam air sambil diaduk-aduk sampai larut 0sempurna dengan dipanaskan sampai 60 C. • Kain sutera dimasukkan ke dalam larutan tawas yangsebelumnya kain dibasahi dengan air biasa dan diperas, suhu dipertahankan stabil ± 60 0 C.• Pemanasan dilanjutkan dengan api kecil sampai 1 jam. • Api dimatikan dan didiamkan dalam larutan hingga 24 jam. • Sutera diangkat dan cuci bersih keringkan, Dasar TekstilTabel 3Data tanaman alam dan warna yang dihasilkanSUMBERJENISWARNA TANAMANBuah BijiJingga Bixa OrellanaSombaKayuMerah Caisl Pinia sappanSecangL.Buah Pinang /Jambe Coklat Areca catechu L.Kulit KayuMerah muda Swietinia mahagoniMahoniJACQKulit KayuCoklat Merah Ceriops tagalHijau/ olive Mangifera indica -Kuning Nyclanthes arborSri Gadingtritis LBahan Dasar TekstilUntuk Kain KatunResep500 gram kain katun 100 gram tawas30 gram soda abuProsedur mordanting katun• Tawas dan soda abu dilarutkan dalam 15 liter air, panaskansampai mendidih. • Kain dimasukkan ke dalam larutan mordan yang sebelumnya dibasahi dengan air dan diaduk-aduk selama 1 jam. • Api dimatikan dan didiamkan dalam larutan hingga 24 jam. • Diangkat dan cuci bersih tanpa sabun atau tambahanlainnya keringkan dan Proses pewarnaan pencelupanSebelum dilakukan pewarnaan, bahan zat warna alam seperti kayu, kulit kayu atau biji dilakukan proses ekstraksi dengan bahan pewarna alam• Bahan dari biji, contohnya Bixa orellana somba sebanyak 250 gram ditambah air 5 liter air abu atau soda abu 2 gram hingga PH 7,5– bersama–sama selama 1 jam, disaring dan siap untuk mewarnai kain.• Untuk bahan dari kayu secang, tingi, tegeran, atau yang lainnya, 1 kg kayu/bahan pewarna ditambah 5 liter air rebus selama 1 jam, saring dan siap untuk mewarnai.• Untuk daun 1 kg daun Alpukat, jambu biji, puring, dsb ditambah air6 liter, rebus 1 jam atau sampai air menjadi 4,5 liter, saring dan siap untuk pewarnaan sebagai berikut• Kain yang telah dimordan, dilakukan pengikatan untuk teknik ikat celup atau pembatikan terlebih dahulu kemudian dicelupkan ke dalam larutan TRO 1 gram / liter dan tiriskan.• Masukkan kain ke dalam larutan ekstraksi zat warna, sambil dibolak- balik sampai rata dan direndam selama 15 menit. • Kain diangkat dan tiriskan, kemudian buka ikatannya untuk teknik ikat, keringkan dengan posisi melebar diangin-anginkan sampai kering. Pewarnaan diulang minimal 3 kali Dasar Proses fiksasi penguat warnaAda 3 jenis bahan fiksasi yang sering digunakan karena aman penggunaannya terhadap lingkungan, bahan fiksasi selain menguatkan ikatan zat warna alam dengan kain juga sangat menentukan arah warna yang berbeda. Tawas menghasilkan warna muda sesuai warna aslinya, kapur menengah atau arah kecoklatan, tunjung arah yang lebih tua atau mengarah ke warna hitam. Adapun Resep fiksasi sebagai berikut• Tawas50 gram/liter air• Kapur50 gram/liter air• Tunjung 5 -10 gram/liter airCara fiksasi • Menimbang tawas 50 gram untuk dilarutkan ke dalam 1 literair. • Apabila ingin membuat 3 liter larutan tawas maka timbang 50gram x 3 = 150 gram tawas. • Letakkan larutan ini ke dalam ember plastik. Begitu juga untuk kapur dan tunjung dengan cara yang sama • Kain yang sudah diwarna dan sudah dikeringkan, masukkan kedalam larutan tawas atau kapur atau tunjung kurang lebih 7,5 menit untuk tawas dan kapur, dan untuk tunjung 3 menit.• Setelah itu cuci sampai bersih dan keringkan. • Untuk pencucian lebih bersih bisa direbus dengan air suhu 060 C dengan ditambah sabun Attack atau TRO selam a10 menit, cuci lagi dengan air dingin. • Keringkan ditempat teduh dan Pelepasan lilin batik menggunakan zat warna alam menggunakan soda abu sebagai alkalinya, tidak menggunakan waterglass.
PROSES MORDANTING Kain sebelum dibatik jika ingin diproses dengan Zat Warna Alam sebaiknya diproses mordan terlebih dahulu. Hal ini dlakukan agar zat warna alam yang menempel pada kain tidak cepat pudar. Resep mordanting untuk 500 gram kain katun. Kain direndam dalam larutan 2 gram/liter air dan TRO selama semalam. Cuci bersih. Rebus dalam air yang mengandung 100 gram tawas dalam soda abu 30 gram selama 1 jam. Keringkan dan siap di warna alam. CARA PEWARNAAN DENGAN ZWA INDIGO Kain yang sudah dibasahi dicelupkan pada zat pewarna bersuhu dingin, Kemudian dijemur di tempat yang teduh dan dalam keadaaan setengah kering, celup berulang-ulang hingga sesuai ketuaan warna yang dikehendaki minimal 5 x. Setelah kering , kain tersebut di fiksasi dengan larutan air cuka + jeruk nipis. Cuci bersih dan jemur di tempat sejuk dan tidak terpapar sinar matahari. PEMBUATAN LARUTAN FIKSASI Pada akhir proses pewarnaan alam, ikatan antara zat warna alam yang sudah terikat oleh serat masih perlu diperkuat lagi dengan garam logam seperti tawas K SO42, kapur Ca OH2 dan tunjung FeSO4. Selain memperkuat ikatan, garam logam juga berfungsi untuk mengubah arah warna ZWA, sesuai jenis garam logam yang mengikatnya. Pada kebanyakan warna alam, tawas akan memberikan arah warna yang sesuai dengan warna aslinya, sedangkan tunjung akan memberikan arah warna lebih gelap/tua. Pada pewarnaan dengan indigo, fiksasi yang digunakan ialah dengan larutan air cuka 0,5 ml/l dengan ditambahkan 1 buah jeruk nipis/ 20 l. Info WA. 081328628227
JAKARTA, - Memiliki pakaian dari pewarna alam memang ramah lingkungan. Namun, perawatan pakaian dengan pewarna alam tidaklah mudah. Jika salah merawat, justru warna pada kain akan luntur atau bahkan hilang sama sekali. Founder Halomasin - yang bergerak mengembangkan kain Sasirangan dengan pewarna alam, Santika Syaravina, memberikan tips perawatan agar warna kain semacam itu tetap saat pertama kali mencuci, rendamlah air dengan air garam, bilas dan keringkan. Kedua, pastikan untuk tidak mencuci dengan deterjen. Cukup gunakan sabun cair atau lerak untuk pakaian halus. Baca juga Batik dengan Pewarna Alami Indonesia Memesona Publik Swedia dan LatviaKetiga, hindari penggunaan mesin cuci. "Cukup pakai tangan, karena pakai mesin kan muter, nanti saat dikeringkan pigmen-nya keangkat," kata Santika kepada Jakarta, Sabtu 26/5/2018. DIRGA CAHYA Kain Sasirangan dengan pewarna alam dari Halomasin Keempat, dilarang mencuci dry clean karena justru bisa merusak warna. Kelima, setelah dicuci, hindari terkena matahari langsung. Cari tempat di bawah atap dengan udara yang mengalir masuk keluar. Keenam, saat menyetrika hindari terkena panas tinggi.
agar zat pewarna alam tidak pudar